Tutwurihandayani.my.id,-
KOTA BANDUNG – Dansektor 22 Citarum Harum rapat koordinasi dan sosialisasi Open Defecation Free (ODF) bersama para ketua RW yang bertempat di Kelurahan Margasari Kec. Buah Batu Kota Bandung. Senin (3/5/2021).
Pembuangan tinja atau kotoran manusia sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit di lingkungan sekitar, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan penyelesaian. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat) atau dikenal dengan ODF harus mencapai 100% ke seluruh kalangan masyarakat.
Dansektor 22 Kol. Inf. Eppy Gustiawan mengatakan bahwa, militer itu mempunyai tugas pokok yaitu OMP dan OMSP, ada 14 tugas dalam OMSP salah satunya yaitu kita membantu tugas pemerintah di daerah – daerah.
“Bantuan tugasnya adalah program percepatan Open Defecation Free (ODF). Program ini sangat beriringan dengan program citarum harum”. Katanya.
Eppy menjelaskan, bahwa Percepatan open Defication free (ODF) adalah bebasnya Buang Air Besar (BAB) ke sungai, hal terpenting dilakukan oleh seluruh masyarakat guna menyelesaikan permasalahan domestik karena lingkungan yg bersih, sehat dan asri adalah milik masyarakat itu sendiri.
“Kegiatan ini merupakan program Pemerintah Kota Bandung dan program Citarum Harum yang bertujuan untuk menjaga air sungai bersih dan sehat. Program ini sangat bersinergi dan wajib diapresiasi”. Katanya.
Saat ini satgas Citarum Harum, mendampingi kewilayahan menyampaikan kepada para ketua RW bahwa Pemkot Bandung memiliki Program ODF, maka warga semua diharuskan memiliki septik tank.
“Memiliki septic tank merupakan suatu keharusan bagi warga apalagi bagi para pelaku usaha (kos-kosan), mereka harus ikut mementingkan sisi ekologi bukan hanya ekonomi. Perlu pemahaman yang kuat dan perilaku harus bisa dirubah, membiasakan yg sebenarnya dan melaksanakan yang seharusnya”. Terangnya.
Ia memaparkan, fungsi dan manfaatnya septic tank, yaitu sebuah fungsi membuat netralisasi air yang terbuang ke sungai dari sisa filterisasi pada prosesi tinja melalui septick tank.
“Sehingga air sungai tidak terjangkit oleh bakteri ecolly yang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bakteri ecolly ini bisa menghambat pertumbuhan anak bahkan berakibat pada gizi buruk dan diare pada orang dewasa”. Paparnya.
Menurut Eppy, kita harus peduli terhadap masyarakat lain terutama pada anak dan generasi yang akan datang, karena dampak air sungai yang mengandung tinja manusia akan menjadikan stunting pada pertumbuhan anak.
“Kita mulai dengan pola hidup bersih dan sehat, terutama bagi masyarakat bantaran sungai yang sangat memerlukan dorongan yang kuat dari pemerintah dan stakeholder. Sehingga perubahan mindset mereka bisa drastis berubah”. Tuturnya. (U/T)