Cimahi,- Tutwurihandayani.my.id,-
Plat Walikota Cimahi Ngatiyana sidak harga sembako di Pasar Atas menjelang perayaan Iduladha 1442 Hijriah pada Senin pagi.
Pelaksana tugas (Plt) Ngatiyana dalam inspeksi mendadak (sidak) itu didampingi oleh Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UMMK dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Dadan Darmawan beserta jajaran UPTD Pasar Kota Cimahi.
Plt Walikota Cimahi mengatakan kegiatan itu dilakukan bertepatan dengan perayaan Iduladha untuk memastikan kondusifitas harga dan stok barang.
Ngatiyana Sidak Harga di pasar atas baru
Ditemukan beberapa barang kebutuhan pokok sedikit mengalami perubahan harga namun tidak signifikan. Seperti cabe merah yang semula Rp35.000,-/kg hari ini naik menjadi Rp45.000,-/kg, daging sapi yang semula Rp120.000,-/kg naik menjadi 125.000,-/kg, daging ayam ras yang semula Rp30.000,-/kg naik menjadi Rp32.000,- s/d Rp33.000,-/kg, kemudian telur ayam ras yang semula Rp23.500,- naik tipis menjadi Rp24.000,-/kg. Sedangkan untuk kebutuhan pokok lainnya seperti beras, tempe tahu dan sayuran relatif tetap atau tidak ada kenaikan kecuali cengek yang semula Rp50.000,-/kg naik menjadi Rp60.000/Kg. Begitu juga dengan stock kebutuhan pokok terpantau aman dan terkendali.
“Pada hari ini, H-1 Hari Raya Iduladha kita sidak di Pasar Atas Baru, memang rata-rata untuk kenaikan sih masih wajar yah. Salah satunya cabe cengek ada kenaikan dari Rp50.000,-/kg menjadi Rp60.000/kg, kalo daging relatif ada yang naik Rp5.000,-/kg ada yang naik Rp10.000,-/Kg itu baru sekitar tiga hari, itupun bertahap, termasuk daging ayam harganya ada yang Rp32.000,-/kg ada yang Rp33.000,-/kg jadi tidak terlalu signifikan kenaikan harga-harga itu. Kemudian telor juga ada kenaikan dari Rp23.000,- menjadi Rp24.000,-, kemudia beras stabil tidak ada kenaikan. Jadi tidak ada kenaikan yag signifikan dan stocknya juga masih banyak,” ujar Ngatiyana, Senin (19/7/21).
Disinggung terkait kunjungan warga ke pasar selama berjalannya PPKM Darurat Ngatiyana akui alami penururan.
“Selama PPKM Darurat jumlah warga yang berkunjung atau berbelanja ke Pasar Atas Baru berkurang, warga lebih memilih pesan, kemudian menyuruh orang, atau menyuruh jasa antar online dan sebagainya,” tandas Ngatiyana.(us)