BANDUNG, tutwurihandayani.my.id – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pihaknya siap memperbaiki infrastruktur transportasi perkotaan di Bandung (Jawa Barat) dan Medan (Sumatera Utara), untuk membantu meningkatkan aksesibilitas masyarakat.
Saat ini pihaknya sedang mengevaluasi pinjaman dari Bank Dunia sebanyak Rp1,8 triliun yang diberikan kepada Medan dan Bandung.
“Kita mengevaluasi pinjaman dari Bank Dunia sebanyak Rp 1,8 triliun yang diberikan kepada Medan dan Bandung. Dari dana tersebut kita akan memperbaiki infrastruktur transportasi perkotaan di kedua kota tersebut. Sehingga optimalisasi transportasi perkotaan dapat terlaksana,” kata Menhub Budi.
Hal tersebut disampaikan Budi usai meninjau Terminal Tipe A Amplas di Medan Sumatera Utara.
Budi mengatakan, khusus di Kota Medan, dukungan dana Bank Dunia tersebut akan digunakan untuk pembangunan depo yakni tempat pemberhentian akhir bus.
Selain pembangunan depo, dana itu juga akan digunakan untuk perbaikan koridor Bus Rapid Transit (BRT) kota Medan seperti pembangunan pedestrian dan halte.
“Dana Rp1,8 triliun bukan untuk depo saja, depo hanya Rp300 miliar. Perbaikan dilakukan untuk satu koridor BRT Medan yang panjangnya hampir 10 kilometer, di mana di situ ada pedestrian, halte yang ikonik, aman, dan sebagainya. Singkat kata, bisa dikatakan bahwa ini jadi suatu percontohan,” ujar Budi.
Menhub juga mengatakan, khusus di Kota Medan, dukungan dana Bank Dunia tersebut akan digunakan untuk pembangunan depo, yakni tempat pemberhentian akhir bus.
Selain pembangunan depo, dana itu juga akan digunakan untuk perbaikan koridor Bus Rapid Transit (BRT) Kota Medan, seperti pembangunan pedestrian dan halte.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan, depo yang akan dibangun akan dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Hal tersebut sejalan dengan rencana pengambilalihan BRT dari pemerintah pusat ke Pemerintah Kota Medan pada 17 Agustus 2024 dan konversi BRT menjadi kendaraan berbasis listrik. (Red)