Orientasi Rotasi Mutasi Oleh Plt Bupati Harus untuk Penyegaran OPD, Bukan Nafsu Mengganti Rezim

Plt Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan saat melakukan pelantikan sebanyak 160 pejabat administrator dan pengawas di lingkungan Pemda KBB, secara virtual, Rabu (7/7/2021). Foto/Dok.Humas

Tutwurihandayani.my.id,-
Plt Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan kembali melakukan pelantikan 22 pejabat di lingkungan Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (6/8/2021).

Pelantikan itu berdasarkan keputusan Nomor 821.2/Kep.388-BKPSDM/2021 yang ditandatangani Plt Bupati Hengki Kurniawan. Ini adalah kali kedua Hengki melantik pejabat hasil rotasi mutasi di lingkungan Pemda KBB, setelah sebelumnya melantik 160 pejabat.

Namun banyak yang menyayangkan jika pelantikan ini dilakukan disaat persoalan pelantikan sebelumnya, yang berujung munculnya wacana hak interpelasi oleh DPRD KBB belum rampung. Apalagi ada pejabat yang dipindahkan padahal belum 6 bulan atau satu tahun menduduki jabatan tersebut usai di mutasi sebelumnya.

“Ya sayang saja, ada yang baru pindah lalu dipindah lagi, kan perlu adaptasi lagi. Belum lagi orang-orang yang berkompeten di bidangnya malah dipindah dan diganti orang baru yang sebenarnya skill-nya tidak disana,” kata salah seorang tokoh pergerakan senior di KBB.

Sementara Direktur Eksekutif Sundanesia Digdaya Institute, Moch Galuh Fauzi menilai, ASN itu bukan jabatan politik maka harus netral sesuai dengan pesan yang tersirat dari UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN.

ASN juga tidak boleh digiring oleh kepentingan golongan tertentu apalagi menghambakan pimpinan. Mereka hanya dan harus patut terhadap regulasi yang mengatur tata cara mainnya, kepala daerah hanyalah user, sedangkan masyarakatlah sebagai ownernya.

“Menempatkan ASN hanya karena like/dislike tentu tidaklah tepat. Semangat rotasi mutasi harusnya meneruskan kepemimpinan, bukan mengganti rezim,” tuturnya saat dimintai tanggapan soal rotasi mutasi 22 pejabat baru di KBB oleh Plt Bupati Hengki Kurniawan.

Menurutnya, hal yang sangat fundamental ialah sisi semangatnya. Kalau semangatnya meneruskan kepemimpinan maka berbagai kebijakan yang dikeluarkan pun terasa penyegaran karena dirasa tepat. Tapi kalau semangatnya sudah mengganti rezim, hanya akan melahirkan pembantaian.

“Dua kali rotasi mutasi sejak menjadi Plt Bupati, mungkin beliau (Hengki Kurniawan) ingin melakukan penyegaran. Semoga mereka yang mengemban amanah yang lebih besar bisa menjawab keraguan khalayak ramai dengan kerja-kerjanya,” pungkasnya. (U,T)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *