Dansektor 22 Didampingi Kadis PU Kota Bandung Meninjau Kawasan Penanganan Lahan Kritis di Kampung Tanggak 100 Cisurupan

Tutwurihandayani.my.id,-

KOTA BANDUNG, – Dansektor 22 Citarum Harum melakukan kunjungan ke lokasi penanganan lahan kritis di kampung Tanggak 100 Rw10 Kel. Cisurupan Kec. Cibiru kota Bandung. Kamis (24/6’/2021).

Dalam kunjungannya, Dansektor 22 Kol. Inf. Eppy Gustiawan didampingi Kadis PU Kota Bandung Didi Rustandi dan Kepala UPT DAS DPU Kota Bandung Erni Setiawati.Saat sampai di lokasi, Dansektor 22 langsung meninjau kawasan penanganan lahan kritis di kampung tanggak 100 tersebut yang sedang mengembangkan bibit vetiver.

Dansektor 22 Kol. Inf. Eppy Gustiawan menerangkan, Yang paling penting vetiver ini nantinya ditanam di tempat-tempat yang curam, di tempat-tempat yang mudah longsor, di tempat-tempat hulu yang fungsi mengikat tanahnya itu penting, ini yang harus ditanam.

“Vetiver nanti tiga sampai empat tahun akarnya bisa sampai tiga sampai empat meter dan mengikat tanah”. Terang Eppy.

Ia juga menyarankan penanaman vetiver juga ditanam tanaman-tanaman produktif seperti kelengkeng, alpukat, durian, sirsak, petai, dan lain sebagainya.

“Pola penanaman ini nantinya akan diterapkan di daerah-daerah lain yang masuk ke daerah aliran sungai untuk mencegah erosi dan sedimentasi ke waduk-waduk yang berada di sekitarnya”. Katanya.

Eppy menyampaikan pesan bahwa lahan kritis harus dioptimalkan dan diberdayakan dengan varietas yang cocok.

“Vetiver maupun tanaman keras lain yang lebih utama, bagaimana lahan kritis ini ke depan diberdayakan agar kerusakan atau sedimentasi daerah aliran sungai bisa diantisipasi”. Ujar Eppy.

Ia mengatakan, diperlukan juga kesadaran dari masyarakat sekitar untuk mengoptimalkan lahan yang dianggap kritis dan tidak potensial.

“Melalui momentum ini adalah bagaimana masyarakat punya pola pikir baru bagaimana lahan kritis kalau diberdayakan dengan varietas yang tepat maka akan punya nilai keekonomian yang sangat luar biasa”. Imbuh Eppy.

Eppy optimistis, target pemerintah yang akan menuntaskan persoalan di Citarum selama 7 tahun bisa tercapai. Asalkan, semua pihak memiliki komitmen yang sama untuk mengatasinya.

“Dengan catatan di sini, yang lain juga digerakkan. Kita persoalannya sinergi, koordinasi”. katanya.

Ia berharap, setiap wilayah hulu difungsikan sebagai kawasan lindung sehingga mampu mencegah terjadinya kerusakan yang mengakibatkan bencana.

“Dengan menjadikan wilayah hulu sebagai kawasan lindung, sama dengan menambah penampungan air yang kapasitasnya lebih besar dibanding waduk buatan”. Pungkasnya.. US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *