Tutwurihandayani.my.id,-
Bandung,- Tak banyak orang tahu dan peduli sejak awal April 2021 basemen lahan parkir Pasar Kosambi Bandung di Jl. A Yani Kota Bandung, tergenang limbah cair – buntut dari perebutan lahan parkir …
Algivon — Jurnalis senior di Kota Bandung Isur Suryana atau akrab dipanggil Kang Isur pada Senin (26/6/20201) sekeluar dari basemen Pasar Kosambi Bandung yang tergenang air kotor setinggi 10 hingga 50 Cm sejak dua minggu lalu. Padahal area strategis ini berfungsi sebagai lahan parkir untuk sekitar 100 lebih kendaraan R4. Hari itu Kang Isur setengah berbisik kepada penulis:
”Kalau tak malu tadi, saya mau muntah saat berkeliling di basemen bersama Teh Riri (Sri Royani). Ini bom waktu, sumber penyakit setelah Covid-19 di Bandung. Sumpah, saya mah yakin. Kalau tak segera dicari solusinya, bakal heboh nih Kota Bandung dari Pasar Kosambi diam-diam ada danau limbah. Bisa muncrat loh?!,” ujar Kang Isur dengan nafas setengah tersengal sambil menambahkan –“Duh baunya, nempel terus di hidung, batal nggak ya puasa hari ini, belum lagi kumannya ?”
Prelude di atas, sejatinya merupakan penutup dari safari kuasa hukum keluarga Sri Royani dan Chevy Epi Sutisna yang membawa rombongan CV. Mandiri Pratama, Pengelola lahan parkir lama Pasar Kosambi Bandung sejak 2009. Seharian duet ini membawa sekitar 9 orang pegawai CV. Mandiri Pratama yang mendadak menjadi penganggur sejak April 2021.
Sri Royani & Chevy Epi Sutisna beserta eks pengelola parkir di Pasar Kosambi Bandung, datang meminta perlindungan hukum dan sosial ke Walikota Bandung – Semua mata dan telinga tertuju pada upaya pemecahan masalah sosial dan ketenagakerjaan ini …
Padahal setidaknya kata duet ini yang tampak kompak:”CV Mandiri Pratama dengan PD Pasar Bermartabat Kota Bandung masih ada surat PKS No. 511.2/307A PD,PB/2009. Statusnya, kini tersingkir secara fisik, karena intimidasi.”
“Pagi tadi kami mengantar surat ke Walikota Bandung ke Mang Oded M Danial di Balaikota, untuk jadwal audiensi. Masih di Balaikota, kami dimintai keterangan oleh pihak Kesbangpol Kota Bandung. Mujur mereka paham maksud kami. Kami diterima baik pihak Kesbangpol,” kata Sri Royani disela-sela melihat dan merasakan bau menyengat selama di basemen Pasar Kosambi Bandung yang tampak hari itu seperti tiba-tiba muncul secara ajaib – danau berair hitam pekat menyergap warga Kota Bandung !
“Bau menyengat air hitam ini dari bekas cucian segala barang, bangkai ayam, bangkai tikus, sampah dan WC dari lantai satu dan seterusnya. Waktu masih ditangani CV. Mandiri Pratama hal ini tak terjadi. Langsung kami tangani pakai mesin penyedot,” jelas Sutarman suami dari Mimin Mintarsih selaku pimpinan CV Mandiri Pratama yang secara tiba-tiba sejak 30 Maret 2021 harus hengkang secara paksa sebagai pengelola lahan parkir di Pasar Kosambi sejak 2009 malah jauh sebelumnya.
“Bukan tak tahu bakal seperti apa ledakan air yang tergenang ini, apa jadinya kalau terus begini? Namun, kan sekarang kami harus hengkang tiba-tiba tanpa ada kejelasan hukum selaku pengelola Pasar Kosambi Bandung. Padahal kewajiban pembayaran ke Manajemen Pasar Kosambi Bandung, selalu dibayar dan bukti-buktinya ada hingga bulan ini. Mereka minta kami bayar kontrak bulanan Rp. 30 juta kami sanggupi. Nyatanya, pengelola yang baru hanya Rp. 20 juta justru yang merebut kami,” jelas Sutarman yang diiyakan Mimin Mintarsih sambil menunjukkan surat PKS (Perjanjian Kerjasama) antara Perumda Pasar Juara Kota Bandung dengan PT. Atmosfir Kreasi Mandiri Nomor. 027/PKS 06a – PERUMDA. PJ/2021.
Sri Royani (kiri) mendampingi Sutarman dkk selaku korban tersingkirnya pengelola parkir lama di pasar Kosambi Bandung yang kontroversial – di Kesbangpol Kota Bandung, mencari keadilan ….
“Kami terusir dan diintimidasi oleh puluhan preman secara bergelombang sejak 30 Maret 2021. Kehadiran PT. Atmosfir Kreasi Mandiri, bikin kami schock tak berdaya, anehnya manajemen Pasar Bermartabat seperti lepas tangan. Makanya kami mohon perlindungan Pak Walikota. (Uus/T,60.)