RSUD Cibabat Kota Cimahi Mempunyai Ruang Baru Khusus Pasien kena Covid-19

banner 468x60

Cimahi,-Tutwurihandayani.my.id,-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Kota Cimahi memiliki ruangan baru khusus untuk merawat pasien Covid-19. Kapasitas tempat tidurnya sebanyak 32 unit, sehingga kini totalnya ada 106 bed atau tempat tidur khusus.

Direktur Utama RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono mengatakan, ruangan baru tersebut dipersiapkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 lagi.

banner 336x280

“Kita sudah siapkan 106 bed. Gedung baru itu 32 tempat tidur,” terangnya,

Ruangan yang baru rampung tersebut sudah dilengkapi dengan kamera CCTV dan exhaust. Meski kini sudah memiliki ruang khusus baru, namun belum digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Bukan karena belum siap, tapi lantaran ketersediaan oksigen medis sangat terbatas.

Dirinya mengatakan, setiap harinya RSUD Cibabat hanya memiliki 900 ribu liter oksigen medis yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 33 pasien.
Sementara pasien yang dirawat sampai saat ini ada 38 orang. Artinya, 5 pasien sisanya harus berbagi oksigen. “Sekarang ada 38 pasien, itu berarti 5 saling berbagi. Sebenarnya kita nampung banyak tapi oksigen hanya cukup untuk 33 pasien,” sebut Gamal, sapaan Sukwanto.

Pihaknya tak ingin ambil risiko terus menerima pasien, sementara pasokan oksigennya sangat terbatas. Sebab, setiap pasien yang masuk kebutuhan utamanya adalah oksigen.

Idealnya, terang Gamal, dalam sehari itu kebutuhan oksigen di RSUD Cibabat mencapai 3 juta liter dengan asumsi semua tempat tidur terisi. “Dalam kondisi sampai saat ini kita hitungannya jam bukan hari. Setiap 5 jam itu kita habis,” kata Gamal.

Dirinya melanjutkan, terbatasnya oksigen medis itupun memaksa pihaknya tak melayani pasien Covid-19 di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Ruang tersebut kini sudah dibuka dan hanya menerima pasien non Covid-19.

Meskpun kenyataannya, kata dia, ternyata sekitar 80 persen yang datang ke IGD adalah pasien yang terinfeksi Covid-19. Hanya pasien yang sifatnya urgent yang dilayani. Sementara yang tidak memiliki gejala diarahkan untuk isolasi mandiri.

“Untuk IGD mulai dibuka, kita melayani non Covid-19 tanpa ketergantungan oksigen. Kita sudah siap dengan ruangan, SDM walau terbatas tetapi krisis oksigen,” tuturnya.

Selain oksigen, kata dia, pihaknya juga mengalami keterbatasan obat. Meski begitu, ketersediaannya masih bisa dipenuhi. “Masih disuplai. Cukup tapi agak terbatas” pungkasnya.(us)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *